Selasa, 08 Maret 2011

KERTAS PUTIH BERPITA HITAM UNTUK FARSYAH

oleh Ludwig Caspar pada 27 Juni 2010 jam 1:33


=TINTA KASIH BUAT SAHABAT=

Sahabat...
Terasa putih jiwa teramu...
Tersentuh hitam pandang terjamu...
Terbayang letih sukma dikepalan jemari tangan-
yang seakan berharap terundur waktu,saat-
bulir penuh kesucian bergenang bening diantara-
luka dalam dukamu...

Sahabat...
Sesuatu terjadi dalam perjalanan hidup...
Kita adalah tinta yang kadang terlupa...
Pada PENULIS KEHIDUPAN ini...
Pada rencana-rencanaNYA...
Pada kasih sayangNYA...
Pada kehangatanNYA...
Pada kepedulianNYA...

Sahabat...
Tiada ku tahu dimana Firdaus itu...
Namun,Guru dan Teman berujar satu...
SORGA itu begitu dekat,sedekat-
jangkauan lenganmu...
Dan...
Ayahanda kita telah berpulang,tiadalah Ia-
pernah jauh dari hatimu,hatiku,hati kita...
Sedekat bisikan Do'a mu,Do'a ku,Do'a kita...
Selalu dan untuk selamanya...

___________________________________________________________________________________

=LELAKI PERKASA ITU=

Ibu...
Siapa lelaki pemuda gagah dalam fhoto itu...?
Dan Ibu menjawabku...
Dia adalah sahabatmu...
Dia adalah pelindungmu...
Dia adalah yang selalu memegang lenganmu...
Dia adalah yang selalu memandikanmu kala-
kau kecil dulu...
Dia adalah teman mainmu...
Dia adalah gurumu...
Dia adalah yang terus memberikan bayangannya-
yang meneduhkan kala matahari berusaha-
membakar kulitmu...

Ibu...
Sekarang dimana lelaki itu...?
Lalu Ibu tersekat menjawabku...
Inilah Dia...
Lihatlah lelaki yang terbaring itu...
Lelaki yang menutup matanya dengan rasa damai itu...
Lelaki yang takkan pernah lagi merasakan sakit-
yang sekian lama menggerogotinya itu...
Lelaki yang hingga keringat rentanya kering-
tetap tersenyum padamu...
Lelaki yang terbebas dari tugasnya melindungimu...
Lelaki yang tak pernah lelah,yang akhirnya-
melepas genggam jemarinya dari lenganmu...
Lelaki itulah suami Ibu...
Lelaki itulah Bapakmu...

Bapak...
Masih terlilit dalam ingatan masa kecilku...
Dulu...
Kita bermain di pantai cermin yang indah itu...
Kita menangguk ikan kecil di kali itu...
Kita memasang jala dan bubu di sungai dan danau itu...
Kita tertawa dalam tiap canda itu...
Kita makan bersama di pematang itu...
Kita berbicara pikir tentang banyak Ilmu...

Bapak...
Selalu kecewa ku beri pada mu...
Selalu ku tampik dalam petatah-petitih mu...
Namun...
Tiada henti Kau banggakan aku...

Lalu...
Dalam bening genang tulus suci itu,Ibu menutup-
sesal jiwaku...
Dan berkata...
Seka genang bening dimatamu...
Bapak tak pernah surut membanggakanmu...
Bapak terlalu cinta pada Ibu dan pada mu...
Bapak tidak pernah pergi jauh...
Dia hanya berbaring tidur dalam damai-
disampingmu sedekat bisikan Do'a mu...
Dan menanti...
Kau bangunkan ia setelah tiba waktu tidurmu...

#Inilah gambaran jiwa penulis yang tidak menyadari-
besarnya kasih seorang Bapak kala ia masih bangun-
dan baru penulis sadari setelah Ia pergi untuk tidur-
lelap dalam Damai itu...Dalam sesal waktu takkan-
surut dan terus berlalu#

Catatan kecil :
Bapak...
Setiap ku mengenangmu,aku kan berdo'a untuk mu...
Dan...
Dalam setiap Do'a ku,aku akan selalu mengenangmu...
Bapak maafkan anakmu...

Top of Form

Suka ·  · Bagikan · Hapus


  • Aku DPanggil Een aku suka dan sangat suka dengan catatan ini....hingga menghadirkan genang bening di ujung pelupuk mataku yang coklat ini.........semoga apa yang terjadi memang sudah teramu untuk dikaji dan diambil himahnya...., buat temanku Musa Farsyah...semoga almarhum diterima disisiNYA dan bertempat disorga firdaus...buat pujanggaku..kusalut padamu sesalut kasihmu pada semua...

    27 Juni 2010 jam 7:37 · Suka

    Rianfique Einstein Mantap...kata2nya begitu puitis...,trims pujangga....

    27 Juni 2010 jam 8:51 · Suka

    Ludwig Caspar Thanks D...

    27 Juni 2010 jam 8:54 melalui Facebook Seluler · Suka

    Ludwig Caspar ‎@EINSTEIN: Bukanlah aku sorang Pujangga,aku bukan siapa-siapa,aku hanya serenik gelintir debu yang berusaha memberikan hadiah kecil buat seorang "SAHABAT",,,
    Thanks 4 U'r coment freand...

    27 Juni 2010 jam 9:11 melalui Facebook Seluler · Suka


  • Musa Farsyah 

    ketika rona mulai merekah ditimur dan pergulatan semua makhluk dimulai...kusempatkan diri membuka jalur maya ini...
    sejenak ku tersekat pada kesunyian...
    hampir tak kuasa kutahan rasa...mengambang buliran mengabur pandang...
    SAHABAT...tiadalah arti dunia ini tanpa sahabat, perhatian dan doa telah memberikan arti yg teramat dalam di kalbu...
    terimakasih...salam...

    27 Juni 2010 jam 10:21 melalui Facebook Seluler · Suka

    Rika Restuti bagus panda,pengen jadi kertas putih selamanya tapi klo nda ada warnanya malah nda akan pernah belajar ya.itu lah hidup,selalu ada hikmah walaupun ditulis dengan tinta HITAM:-)

    27 Juni 2010 jam 11:11 · Suka

    Ludwig Caspar ‎@Farsyah : sama2 sahabat...

    @Rika : Hitam dan Putih adalah 2 hal yang tak terpisah dalam pembentukan jiwa manusia dalam perjalanan diseumur hidupnya...Trimakasih comentnya dek...

    27 Juni 2010 jam 12:38 melalui Facebook Seluler · Suka

    Bernadeta Eta thanks sahabatku.............u the best friend................

    27 Juni 2010 jam 16:44 · Suka

    Ludwig Caspar ‎@ETA: U are my best friend too,thank's for U'r coment...

    27 Juni 2010 jam 22:10 melalui Facebook Seluler · Suka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar