Selasa, 08 Maret 2011

LENTINGAN DILEMA DIBAWAH RIMBUNAN RANDU

LENTINGAN DILEMA DIBAWAH RIMBUNAN RANDU

oleh Ludwig Caspar pada 05 Juli 2010 jam 23:29


Tiada cukupkah ku balur kasih-

dilaju darahku..?

Tiada cukupkah ku aliri tulus didegup-

denyut nadimu..?

Tiada lekatkah pandang kala tabir netraku-

mengungkap asaku hingga tiada sebulir-

rimah terselip tersembunyi diruang hatiku..?

 
 

Jangan kau berharap tuk menjadi bidadari...

Karena adalah engkau pemilik istana disurga jiwa-

tempat bermain para bidadari menggandeng-

dan memegang tiap ujung jubah kebesaran-

kasihmu...

Dan...

Raihlah ujung lidahku dipenghujung lenggok-

tarian sang waktu...

Raihlah syairku dalam lenggangmu...

Karena jiwaku telah ternaung dalam kalbumu...

Karena langgamku setiap waktu tak lekang-

dari kulit arimu...

Selalu dan sepanjang waktu...

 
 

Namun...

Kala ku berdiri dibawah rimbunan randu...

Tegak ku layu dikesunyian sepi dalam-

legamnya sang waktu yang memperdengarkan-

lentingan-lentingan suara jangkrik seakan-

memacu sayup zikir dari kampung lembah-

kaki gunung...

Dan...

Bulan menghilang seakan tak ingin lengah-

mencumbu bintang dibalik awan hitam-

menampilkan bayang gurat beratnya-

mendung di kisi langit itu...

Sementara aku masih disini...

Masih disini dengan tegak layuku dibawah-

rimbunan randu dibalik pintu,dibelakang hatimu...

Suka ·  · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar