GEMURUH RINDU YANG MENGGELORA...

oleh Ludwig Caspar pada 25 Mei 2010 jam 23:55

Ingin ku berlari dan menghancurkan-

ketidakberdayaan...

Ingin ku hempas galau dalam lemah kala-

gerumat jiwa tiada hendak terdiam...

Apakah ada yang tahu kala derasnya-

aliran darah menggedor jantung...?

Apakah ada yang rasa kala tiap-

dentaman menggetar raga hingga-

menyesak dada...?

 
 

Tidak...!

Tidak juga kau yang hanya mungkin-

sekedar dengar gemuruh seribu air-

terjun yang bergelora di sebuah ngarai...

 
 

Tidak...!

Tidak juga kau yang hanya mngkin-

sekedar dengar derap langkah seribu-

kaki kuda di sebuah padang...

 
 

Sementara...

Gemuruh jiwaku adalah seribu kali melebihi-

gemuruh yang terdengar oleh telingamu...

Yang membuat aku menjadi begitu kerdil-

dan hampir hilang dan tenggelam dalam-

gemuruh yang menggelora di padang-

imajinasiku...

 
 

Sementara...

Gejolak jiwaku adalah seribu kali melebihi-

suara derap langkah seribu kaki kuda-

yang terdengar oleh telingamu...

Yang membuat aku seakan sekarat-

dalam tiap hempasan gejolak badai hatiku...

 
 

Itulah aku kala di rundung rindu...

Rindu akan lembut jemarimu...

Rindu akan halus tiap helai kulitmu...

Rindu akan teduh matamu...

Rindu akan aroma legamnya rambutmu...

Rindu akan getar nadimu...

Rindu akan seluruh hidup yang hidup-

dalam kehidupanmu...

SukaTidak Suka · · Bagikan · Hapus

• Rika Restuti, Aku DPanggil Een, NOer Mancunk Mutiara BuNda dan 4 lainnya menyukai ini.
  
  • Ludwig Caspar
    ‎@jempol : thank's tu jempolnya yang indah....
    26 Mei 2010 jam 1:53 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
    
  • NOer Mancunk Mutiara BuNda
    
    Sungguh Hamba rindu tak bertepi
    Membuat hati merana
    Gelora menggelayut dijiwa
    Cukup dirimu saja yg tau Gemuruhnya
    Sebab kerinduan yg tertanam Jiwa.....
    ...Hanya yg merasakan Saja,cukup yg tauLihat Selengkapnya
    26 Mei 2010 jam 13:17 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
    
  • Ludwig Caspar
    
    ‎@mancunk :Jika kasih tertambat dan tertaut,tiadalah tak berkemungkinan sebuah hati tiada tersentuh rasa sebuah asa di raga mencabar kerinduan yang bersempena...hati dan jiwa selalu berbicara tentang ada apa....
    Terimakasih tuk comentnya yaa...aaaa......Lihat Selengkapnya
    26 Mei 2010 jam 14:12 · SukaTidak Suka
    
  • Aku DPanggil Een
    
    Larilah ..dan..hancurkan ketakberdayaan itu...
    Janganlah diam..jika gemuruh rindu itu menggedor jantung...
    dan...menggetar rasa hingga menyesakkan dada..
    
    Sebab...
    ...Jika engkau diam...maka...
    Takkan terdengar olehku gejolak jiwamu yang melebihi derap seribu kaki kuda...
    Takkan terdengar olehku...sekarat jiwamu oleh gejolak hempasan badai hatimu..
    
    Kini dengan teriakanmu yang membahana...
    Aku jadi tahu hatimu yang dirundung rindu..
    Aku jadi tahu lembut jemariku yang ingin kau elus.....
    Aku jadi tahu teduhnya mataku yang ingin kau tatap...
    Aku jadi tahu wangi legam rambutku yang ingin kau cium...
    Aku jadi tahu...kalau deburan jantungku yang ingin kau dengar..
    dan..aku jadi tahu...kalau akulah yang kau rindu....
    Lihat Selengkapnya
    26 Mei 2010 jam 14:54 · SukaTidak Suka
    
  • Ludwig Caspar
    
    D...
    D...
    D...
    Bahgia ikut tersambangi...
    Setelah tertebus ucap bahasa hati...dan gairah bangkit kembali dalam khasanah tanti...
    ...Semoga...Selalu...Selamanya D...........Lihat Selengkapnya
    26 Mei 2010 jam 15:01 · SukaTidak Suka
    
  • Rika Restuti Panda,jadi merinding & sedih bacanya.hiks...hiks...
    26 Mei 2010 jam 17:09 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
    
  • Musa Farsyah rindu itu akan semakin indah.....jika apa yang dirindukan akhirnya menjadi kenyataan.....terimakasih kawan, kata2 indah akan berbuah indah.
    26 Mei 2010 jam 22:08 · SukaTidak Suka
    
  • Ludwig Caspar
    ‎@rika: Terimakasih dek,sdh ikut merasakan kerinduan yang panda rasakan,,,hiks hiks (kebersamaan dalam sedih)
    26 Mei 2010 jam 22:24 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
    
  • Ludwig Caspar
    ‎@Musa: Dan rindu memancang hati tuk tabah setia dalam tanti...
    semoga...
    selalu...
    selamanya...
    Terimakasih kawan,kicaumu yang merdu menambah keteguhan hati sang penyaji syair yang terjamu...
    26 Mei 2010 jam 22:32 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
    
  • Ludwig Caspar
    ‎@jempol; makasih dah datang menemani semarak jiwa ya jempol....
    28 Mei 2010 jam 23:56 · Suka
    

 
 

Pasted from <http://www.facebook.com/profile.php?id=100000676659266&sk=notes&s=50>