Rabu, 09 Maret 2011

KEANGKUHAN YANG AMBRUK...

oleh Ludwig Caspar pada 06 Mei 2010 jam 14:23

Telah ku rawai luka dalam biduk terhemnpas-

karang diganasnya gelombang...

Telah ku jala jiwa-jiwa penuh amarah oleh-

angkuhnya raga kala ku gamang...

 
 

Aku adalah raja bagi diri dan tiada makhluk-

yang bisa rubah itu...

Aku adalah pengantin masa kelam,seakan -

ingin membrangus buana tempat pijakanku...

Aku adalah mata pedang,siap menebas walau-

tiada dapat memandang rerumputan itu...

Aku adalah lesung,penampung darah korbanku...

Aku adalah liang bagi kuburku,kala-

rajaku adalah angkuhku...

 
 

Sesaat waktu...

setakat masa...

tersekat nafas...

Kau cencang aku ditajamnya lidahmu...

Kau hempas aku dengan tatapmu...

Kau siram aku dengan syairmu...

Kau kubur aku dengan rasamu...

Kau dekap aku dengan asihmu...

 
 

Lunglai ku terjerembab sesuatu yang-

tiada ku tahu menelan angkuhku...

Terbakar ku oleh sesuatu yang tiada kutahu-

baramu hangat ditubuhku...

Terpukau ku terpandang sesuatu yang-

tiada ku tahu wajahmu runtuhkan sombong ku...

Yang tiada ku tahu bila itu...

Yang tiada ku tahu kecilnya aku...

Yang tiada ku tahu terkulai aku...

Yang tiada ku tahu Kasih dan Sayang telah-

runtuhkan tulang belulangku dan merebah-

sujud kala kau dendangkan langgam indahnya-

taman asmara jiwamu...


SukaTidak Suka · · Bagikan · Hapus

  • Aku DPanggil Een menyukai ini.
    • Ita Tata telah ku temukan damai d'antara riak gelombang ... telah kutumpahkan segala luka dan tangisan d'deburan angin yang semakin kencang ...
      06 Mei 2010 jam 14:28 · SukaTidak Suka
    • Ludwig Caspar

      Damai mengalir indah terlukis kalimah suci langgam sejati...
      tertuai dalam rengkuhan bahgia tanpa dera luka yang menganga...
      terbuai dan lena masa di khasanah tenangnya danau jiwa tanpa gejolak lara...
      dan biduk tertiup bayu terarah indahnya a...moria berlayar elegi sempurna yang tetap ada...Lihat Selengkapnya
      06 Mei 2010 jam 14:43 · SukaTidak Suka
    • Aku DPanggil Een

      Duhai raja bagi dirimu sendiri...
      Telah datang ratu dikehidupanmu...
      Duhai pengantin dimasa kelam...
      Telah datang pasanganmu di masa depan...
      Duhai dikau si mata pedang..
      ...Telah datang bagimu sarung yang menenangkannya..
      Duhai dikau lesung penampung darah..
      Telah datang padamu alu bergantangkan permata...

      Jika disesaat waktu..
      Telah tercencang oleh tajamnya lidahnya..
      Jika di setakat masa..
      Telah terhempas oleh tatap matanya...

      Kini sambutlah raga yang bertaburkan permata..
      Yang setiap saat siap mendendangkan kidung asmara..
      Setiap waktu membawakan langgam indah dari surga...
      Yang setiap saat memelukmu dengan kasih sepenuh jiwa..
      Maka....jangan pernah sia-siakan dia....
      Lihat Selengkapnya
      06 Mei 2010 jam 18:04 · SukaTidak Suka
    • Ludwig Caspar
      @D :Bagai ratu jelmamu di kehidupan dan mencacah tiap helaan nafas keangkuhan dan kesombongan...
      sadar akan letihku akan kembaraku telah temukan cercah gemulai tarian sorga...tiada ku kerat terniat sia kesuma sorga nirwana...
      06 Mei 2010 jam 20:40 · Suka

 
 

Pasted from <http://www.facebook.com/profile.php?id=100000676659266&sk=notes&s=60>

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar